Multi-level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran  yaitu dengan memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.
Mengapa perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya?
Ada beberapa alasan :
1. Biaya overhead yang rendah
Tidak seperti perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu  mengalokasikan dana yang besar dalam 
advertising untuk menarik 
customer.  Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi  distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan  hanya perlu memberikan komisi bagi 
distributor berdasarkan  hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.
2. Biaya overhead distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian  regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan  barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan 
mark  up harga dari barang.
Jalur distribusi non MLM
manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –>  advertisers –> customers
Jalur distribusi MLM
manufacturer –> representative –> customer
3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat  pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan
 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.
Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana  marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di 
customer.  Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci  dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.
Bagi perorangan, MLM bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber  penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi  sumber penghasilan yang cukup 
significant.
Bagaimana Caranya?
MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang  sedikit”. Dalam MLM, Anda tidak hanya mendapatkan komisi dari hasil  penjualan Anda secara langsung namun juga secara tidak langsung. Anda  mendapatkan juga komisi dari hasil penjualan orang yang Anda bawa ke  perusahaan dan juga dari hasil orang yang orang tadi bawa, dan juga dari  hasil penjualan dari orang terakhir yang dia bawa.
Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan Anda  akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.
Jika Anda mendapatkan 5 orang yang serius mengembangkan bisnis dan  masing-masing mempunyai hasil penjualan $100 per orang dengan komisi 5%,  penghasilan Anda adalah seperti berikut :
Level - #people - $volume - $bonuses
1. 5 - 500 - 25
2. 25 - 2500 - 125
3. 125 - 12500 - 625
4. 625 - 62500 - 3125
5. 3125 - 312500 - 15625
6. 15625 - 1562500 - 78125
7. 78125 - 7812500 – 390625
Jadi, jika tiap orang bisa mendapatkan 5 orang, Anda bisa mendapatkan  $500,000 per bulan. WOW, mari kita semua bekerja dan menjadi kaya!
Tapi tunggu dulu. Tidak sesederhana itu.
Membutuhkan usaha dan waktu untuk membangun grup dalam perusahaan MLM.  Anda pun tidak bisa bekerja sendirian. Anda tidak bisa merekrut 90.000  orang seorang diri. Tiap orang harus mencari 5 atas usaha sendiri dan  tidak semua orang mau bekerja untuk mendapatkan 5 orang itu.
Bisa dibilang jarang ada orang yang akan membangun group ideal seperti  ini. Beberapa kaki di struktur 
downline akan tumbuh lebih cepat  dari yang lain. Beberapa kaki akan tumbuh dengan lebih lambat. Jika  Anda tidak bekerja, Anda tidak akan pernah memulai satu pun kaki yang  akan tumbuh sesuai dengan yang Anda inginkan.
Itulah konsepnya. Banyak orang mengerjakan bagiannya yang kecil dan Anda  mendapatkan bagian dari setiap orang. Jika Anda mempunyai inisiatif dan  etos kerja untuk membangun group tersebut, Anda bisa mendapatkan income  yang cukup 
significant bahkan bisa menjadi kaya.
Yang perlu digarisbawahi adalah MLM bukanlah cara cepat untuk menjadi  kaya. Diperlukan KERJA keras dan kebanyakan orang tidak mau mengerjakan  hal-hal yang diperlukan. Kebanyakan orang tidak akan pernah menjadi  kaya, hanya beberapa saja yang akan berhasil. Walaupun demikian, selama  Anda memilih perusahaan yang benar dengan produk dan jasa yang baik,  tingkat keberhasilan Anda sepenuhnya tergantung pada Anda.
Apakah MLM adalah penipuan, illegal, tak bermoral?
Ini adalah bagian terbesar dari argumentasi, ketidaksetujuan dan tuduhan  yang tidak berdasar tentang MLM. Tidak sedikit yang beranggapan MLM  adalah tidak etis dan tidak bermoral. Walaupun demikian secara hukum,  MLM dianggap legal, tidak menyalahi aturan moral.
Sebenarnya MLM tidak bisa dikatakan dari sananya baik atau buruk seperti  halnya orang memandang sistem bisnis biasa. Bisnis biasa (dunia  korporat) bisa dijalankan secara baik dan bisa dijalankan dengan buruk.  MLM juga demikian. Ada yg dijalankan dengan baik dan ada juga yang  dijalankan dengan buruk. Jadi baik dan buruknya MLM tergantung bagaimana  perusahaan didesain dan dijalankan oleh tim manajemen dan tim pemasar  di lapangan.
Memang harus diakui ada juga perusahaan MLM yang tidak lebih dari  sekadar penipuan, cara cepat menjadi kaya untuk pemilik dan segelintir  kroninya. Beberapa di antaranya berusaha memanipulasi hukum dan  menghindar dari hukum. Ada juga perusahaan MLM yang mempunyai produk yg  sah secara hukum dan sudah berkecimpung dalam bisnis selama beberapa  tahun tapi dijalankan secara salah, sedemikian sehingga banyak orang  yang menjadi korban. Contoh, orang lanjut usia yangmenginvestasikan uang  pensiun untuk membeli barang-barang yang memenuhi garasinya dan  seterusnya. Banyak orang tentunya setuju bahwa perusahaan ini,  setidaknya distributor yg menjalankan praktek-praktek tidak  bertanggung-jawab, sama sekali tidaklah etis.
Sebenarnya ada banyak perusahaan yang dijalankan dengan sah, legal, dan  etis. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai produk-produk yang baik,  bermanfaat bagi pelanggan dan memberikan banyak orang peluang untuk  memperbaiki kondisi keuangannya.
Kubu Anti MLM sering menyatakan bahwa perusahaan MLM dan distributornya  hanya menjual fantasi tidak realistis mengenai potensi penghasilan yang  dapat diperoleh kepada prospek, yg pada kenyataannya hanya menggemukkan  penghasilan upline. Pandangan ini bisa dimengerti namun mengabaikan satu  hal penting yaitu bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama  untuk membangun group atau timnya sendiri seperti halnya uplinenya.  Upline sudah bekerja keras, mungkin selama bertahun-tahun, untuk  membangun downline yang sekarang memberikan hasilnya bagi upline  tersebut. Orang baru mungkin sudah investasikan hanya beberapa ratus  dollar dan beberapa jam saja perharinya. Setiap orang memulai dari  tempat yang sama, DI DASAR, dan setiap orang punya kesempatan yang SAMA  untuk membangun downlinenya sendiri.
Teori Saturasi
Satu-satunya pengecualian mungkin teori saturasi (jenuh). Dalam kasus  ini, perusahaan sudah berkembang sedemikian rupa sehingga banyak orang  dari 
distributor aktif yang tertarik untuk merekrut orang baru,  sudah bergabung (ini tidak berarti SEMUA orang sudah direkrut). Orang  baru akan lebih sulit mencari prospek baru dibandingkan 
upline yang  telah melakukannya beberapa tahun yang lalu. Orang baru ini punya  beberapa pilihan bergabung dengan perusahaan yang sudah mapan walaupun  sudah mendekati jenuh, pilih perusahaan lain yang tidak punya masalah  saturasi, atau menyerah.
Walaupun demikian, orang baru yang bergabung dengan perusahaan yang  mapan, akan memiliki banyak alat bantu dan sistem 
support  daripada orang lama yang bergabung di perusahaan tersebut sejak lama.  Mungkin juga ada lebih banyak produk, lebih banyak literatur, dan  lain-lain. Walaupun orang lama yang bergabung lebih mempunyai pasar yang  besar, mereka juga mempunyai fasilitas yang terbatas. Jadi ada  kelebihan dan kekurangannya bagi orang yang bergabung duluan dan  bergabung belakangan.
Dalam kenyatannya, saturasi ini jarang menjadi masalah. Hanya ada  sedikit kasus di mana market benar-benar jadi jenuh. Mungkin saja akan  lebih sulit untuk mencari orang baru dalam perusahaan yang besar tapi  TIDAK ADA perusahaan dalam sejarah MLM yang berkembang sangat pesat  sehingga menghabiskan potensi pasarnya. Lebih banyak orang yang memasuki  usia 18 tahun di dunia ini daripada jumlah orang yang bergabung ke  semua perusahaan MLM yang ada. Sampai sejauh ini, pertumbuhan MLM belum  bisa menyamai pertumbuhan populasi manusia.
Jadi, MLM bisa dikerjakan secara sah, bermoral, tapi MLM bisa juga  dijalankan secara tidak etis dan tidak legal.
Apakah merekrut itu salah dibandingkan dengan menjual produk?
Ini adalah pendapat umum mengenai MLM. Di satu sisi, pendapat ini benar.  Jika tujuan utama di balik MLM adalah untuk merekrut orang, yaitu jika  uang pembayaran waktu bergabung, adalah satu-satunya sumber pembayar  bonus, maka tentu saja kegiatan MLM ini tidak benar.
Kubu Anti MLM berpendapat bahwa tujuan utama MLM adalah untuk merekrut  orang baru, bukan untuk menjual barang. Yang tidak mereka mengerti  adalah MENDAFTARKAN ORANG BARU ADALAH CARA ANDA MENJUAL PRODUK DI MLM.  Di samping itu, Anda tetap bisa memperoleh penghasilan walaupun hanya  jadi pengecer produk dan jasa yang dijual.
Jika Anda fokus hanya di penjualan, ini bukan MLM, hanya jualan cara  biasa. MLM bekerja berdasarkan proses yang berbeda dari sales biasa.  Bukannya mencari beberapa orang untuk menjual dalam volume besar  sekaligus, Anda mencari banyak orang dan masing-masing menjual dalam  volume sedikit (karena tiap orang menjual dalam jumlah kecil, pengunaan  pribadi oleh tiap distributor menyumbang peranan penting dari total  volume penjualan). Merekrut orang baru dan membangun 
downline adalah  caranya Anda mencari orang-orang yang masing-masing mengerjakan  bagiannya dalam proses penjualan. (Perhatikan : SETIAP orang melakukan  kontribusi dari total penjualan. BUKAN HANYA orang yang bergabung  belakangan. Kontribusi Anda bagi 
Upline secara perorangan hanya  beberapa sampai puluhan dollar). Produk berpindah dari perusahaan ke 
customer  atau distributor. Itulah sumber penghasilan dari MLM yang benar.  Hanya cara pendistribusiannya yang berbeda.
MLM bekerja dalam hal yang berbeda dengan cara biasa, walaupun berbeda,  hal itu tidak menjadikannya illegal atau amoral atau salah. Hanya  caranya saja yang BERBEDA. Seperti halnya 
franchise berbeda  dari retail biasa (
franchise pernah dianggap sebagai bentuk  penipuan). 
Franchise bukanlah penipuan, hanya satu bentuk dalam  bisnis. Mengacu ke analogi yang sama, MLM berbeda dari retail yang  biasa dan 
franchising, tapi bisa menjadi bentuk efektif dalam  melakukan bisnis.
sumber: http://blog.supexteam.com